Melangkah demi masa depan dan melihat dengan jalan fikiran yang lurus "Talk Less do More"

Tuesday, May 7, 2013

Itu Bukan Jawaban

Ya, mungin inilah hidup, aku tidak tau seperti apa jalan fikiran orang yang di sana. Dia sudah dewasa, dia juga sudah baligh, dia juga di beri akal, dia juga di beri hati untuk merasan. Fikiranku penuh, sesak, dan bahkan hampir tidak muat untuk selalu berfikir tentang dia, sedang apa dia, kemana dia, sama siapa dia, dan bagaimana keadaan dia seharian ini. Fikiran dan perasaan ini sungguh tidak tenang.

Terakhir aku ingat dia mematikan telfon dariku dengan nada marah, dan saat itulah aku terakhir mendengar suaranya untuk hari ini. Rasa bersalah terus mengikutiku, bimbang antara kenapa dia mematikan telfon dan kenapa dia semarah itu ke aku. Padahal aku sudah menjalani rutinitasku setiap hari, menjemput dan mengantarkannya pulang ke kos dengan selamat. Apakah aku tidak menyadari kesalahan yang telah aku buat? Tapi apa?

Aku bukan malaikat yang tau akan perasaan orang lain, aku juga bukan seorang dukun yang mampu membaca fikiran orang lain. Salah apa aku ini? apakah aku salah di lahirkan di dunia ini dengan wajah yang jelek? hingga dia bisa semena-mena kepadaku? padahal menurut cerita mantannya yang dulu tidak merasakan seperti apa yang aku alami sekarang ini.

Apakah aku ini lupa kalo dia analah betina? hingga apapun yang aku lakukan salah di mata dia? Aku mencoba untuk sujud di hadapanTuhan, aku tanya Tuhan tapi Tuhan tidak memberikan jawaban kepadaku pagi ini. Apakah Tuhan itu tidak mau medengar aku atau pura-pura tidak mau mendengar?aku benar-benar terganggu dengan semua ini, kenapa semua ini seakan tidak bisa normal lagi?

Beribu pertanyaan yang menghampiriku, tapi tak satupun aku bisa dan kuasa untuk menjawabnya. Dan baru kali ini aku merasakan hal yang sangat rumit ini. Aku memang dulu punya kisah dengan betina. Tapi tidak serumit ini. Mungkin lebih baik aku diam dengan seribu bahasa menunggu dia menjadi seseorang yang ku kenal seperti dulu pertama kali.

Kalopun tidak kuasa, mungkin aku akan pergi, bertemu sang pemilik diri ini.
Fiksi dalam kehidupan (1)

Share this post
  • Share to Facebook
  • Share to Twitter
  • Share to Google+
  • Share to Stumble Upon
  • Share to Evernote
  • Share to Blogger
  • Share to Email
  • Share to Yahoo Messenger
  • More...

6 Tanggapan pembaca

  1. masuk banget kata2nya, seperti kisah nyata yah? :>)

    ReplyDelete
  2. seperti menggambarkan orang yg galau ya sob?...

    ReplyDelete
  3. nampak seperti sepenggal kisah nyata :d

    ReplyDelete
  4. Tuhan justru sayang dengan si pemuda loh mas :)

    Potret kehidipan asmara memang ga selalu mulus dan penuh misteri ya mas...
    Kalo boleh titp salam dg pemuda itu ....
    "Tetep semangat"

    ReplyDelete

Terima kasih sudah mengunjungi blog kami.
Sampaikan saran, kritik, dan pesan di bawah ini.
Mohon untuk berkomentar secara sopan.
~ No SPAM
~ No Sara
~ No Menghujat
~ No Link Hidup
(update 7 Januari 2013)
Informasi:DO FOLLOW Blog

:) :-) :)) =)) :( :-( :(( :d :-d @-) :p :o :>) (o) [-( :-? (p) :-s (m) 8-) :-t :-b b-( :-# =p~ :-$ (b) (f) x-) (k) (h) (c) cheer

 
© Deby Putra Bahrodin
Designed by dputra
Posts RSSComments RSS
Back to top