Melangkah demi masa depan dan melihat dengan jalan fikiran yang lurus "Talk Less do More"

Friday, October 19, 2012

Keterbukaan di Jejaring Sosial

Salam Blogger, Sering seorang remaja yang baru mengerti sebuah masalah dia cepat-cepat membuat facebook dan menjadikannya rumah kedua perasaannya kepada apa yang selama ini terjadi padanya. Hanya saja hal ini seperti menjadi lumrah dan malah seolah menjadi trend yang nampaknya juga akan menurun pada generasi berikutnya. Bahkan ada seorang pacar harus mengetahui facebook lawan jenisnya untuk mengetauhi apa yang terbariu dari lawan jenisnya itu.
Terbuka (bahkan sampai detil)

Seorang laki-laki yang sedang menjalani masa pendekatanpun, saya rasa juga melakukan hal sama dan anehnya tidak hanya itu, ketika seseorang mau melamar pekerjaanpun juga harus mencantumkan alamat facebook sebagai prasarat melamar kerja. Sebegitu kompleknya kah masalah ini? sehingga facebook bagaikan updatetan dari diri seseorang untuk di ketauhi banyak orang.

Apakah fitrah facebook sebagai jejaring sosial itu seperti ini? apalagi sekarang di tambah lagi ada twitter. Meskinpun kata-katanya di batasi tetapi juga banyak sekarang yang menggunakan jejaring ini untuk keperluan serupa. Memang sih semua tidak seperti itu. Banyak orang yang menyangkal hal itu juga, karena menurut mereka facebook bukan hanya tempa untuk keterbukaan tapi juga sebagai fasilitas untuk mencari teman-teman yang lalu.

Namanya orang yang tidak mau mengambil resiko, pasti ada saja yang di bahas dan di sangkal. Tapi berapa persenkah yang seperti itu. Bahkan tak ayal ketika orang tua kawatir mengenai anaknya mereka harus membuat akun palsu untuk mengawasi anaknya di dunia maya itu.

Anjurannya, muali sekarang yuk, bersama kita menggunkan jejaring sosial ini dengan bijaksana. Jangan sangat terbuka di sana, lebih baik terbuka kepada keluarga. Sudah berapa orang yang mengalami kejadian tidak sepantasnya karena kecerobohan di dunia  maya itu mungkin sudah cukup pelajaran untuk kita. Sekian
Share this post
  • Share to Facebook
  • Share to Twitter
  • Share to Google+
  • Share to Stumble Upon
  • Share to Evernote
  • Share to Blogger
  • Share to Email
  • Share to Yahoo Messenger
  • More...

9 Tanggapan pembaca

  1. terbuka-nya pada org yg sdh kita kenal track recordnya ya. Kalau masih sebatas dunia maya, tentu ada koridor yg lbh ketat sebagai filterisasinya

    ReplyDelete
  2. saya cuman mau katakan "itulah dunia Maya" kawan!. semua fasilitas disediakan di dunia yg satu ini tetapi pada prinsipnya bertujuan baik. hanya saja mungkin individu penggunanya yg harus mawas diri.

    ReplyDelete
  3. dulu pas masa - masa ababil saya juga sempat mengalami syndrom seperti itu di facebook..

    tapi sekarang enggak..!! hehehe

    salam kenal!!

    ReplyDelete
  4. cara bijaksana saya dalam menggunakan FB adalah dengan tidak menggunakannya. itu lebih baik bagi saya. heheh

    ReplyDelete
  5. Ada masanya juga untuk hal seperti itu.. :D

    ReplyDelete
  6. haaaaaa, status alay2 gitu gan... Facebook jadi tembok ratapan...

    ReplyDelete
  7. banyak anak bertingkah aneh skrng gara kecanduan FB...:D sampai2 hal ribadi d bkin status...

    ReplyDelete

Terima kasih sudah mengunjungi blog kami.
Sampaikan saran, kritik, dan pesan di bawah ini.
Mohon untuk berkomentar secara sopan.
~ No SPAM
~ No Sara
~ No Menghujat
~ No Link Hidup
(update 7 Januari 2013)
Informasi:DO FOLLOW Blog

:) :-) :)) =)) :( :-( :(( :d :-d @-) :p :o :>) (o) [-( :-? (p) :-s (m) 8-) :-t :-b b-( :-# =p~ :-$ (b) (f) x-) (k) (h) (c) cheer

 
© Deby Putra Bahrodin
Designed by dputra
Posts RSSComments RSS
Back to top