Apakah ini milik Kita? |
Salam blogger, miris mendengar tarian tortor asal batak itu
di klaim oleh Malaysia, betapa tidak? Kasus ini sudah berlangsung tidak hanya
untuk tarian tortor saja, kalo ingat dulu waktu usumnya si wayang dan si reog,
Malaysia juga dengan sengaja mengklaim bahwa itu milik mereka. Siapa yang
salah? Atau apa lagi yang akan di klaim oleh Malaysia? Mari kita berdiskusi
sejenak berkaitan dengan budaya ini.
Ya, seperti kita tahu Indonesia mempunyai sekitar 3000an lah
budaya yang tersebar dari sabang sampai merauke. Budaya yang begitu banyaknya
itu apakah kita sebagai warna Negara yang baik sudah mengetahui? Saya rasa yang
di sekitar kita saja banyak kok yang tidak mengetahui apalagi yang ada di sana.
Masyarakat Indonesia itu kebanyakan mengikuti alur yang
berjalan. Apa artinya? Banyak warga Negara kita tidak menjadikan budaya ini
sebagai hal yang patut untuk di lestarikan. Alur yang di maksud adalah ketika
si tua sudah tiada, maka si muda yang tadinya harus menggantikan regenerasinya
malah tidak ada. Karena tidak adanya kesadaran si tua. Atau memang si muda yang
tidak mau belajar.
Reogpun akan luput. Karena tidak di tulis |
Ini untuk pemerintah, seharusnya pemerintah itu tidak hanya
mencatat budaya yang ada di Indonesia, itu apa artinya? Ya ini hanya usul dari
saya, pemerintah juga perlu mengkomersilkan budaya kita, mungkin pemerintah
perlu membangun rumah adat satu atap yang isinya adalah budaya Indonesia semua.
Atau yang lain misalnya pemerintah menyediakan web portal untuk budaya yang ada
di Indonesia. Jadi tidak hanya di catat di kertas tapi juga di online kan.
Apapun namanya itu, yang jelas sekarang adalah, budayaku
sudah hilang, walaupun masih ada di Indonesia. Banyak rakyat Indonesia yang
marah dengan itu. Mungkin leluhur juga sangat marah, karena yang seharusnya di
lestarikan, sekarang malah di bawa ke surga. Hehe.. Sekian dulu artikel saya
hari ini. Kalo ada salah kata mogon maaf dan terima kasih.
hemmm..kebiasaan mencatat/menulis di kita memang masih rendah..setidaknya setiap kali audit sering mnemui kasus jika rekaman data tidak data. Padahal apapun yg dilakukan jika tidak direcord..artinya ya itu hanya cerita tanpa bukti yg menudkung. Demikian juga dengan kekayaan budaya kita yg turun temurun secra tutur tinular
ReplyDeletebenar kawan! seiring majunya perkembangan zaman, kecintaan terhadap kebudayaan makin hilang.
ReplyDeletePemerintah lagi sibuk mengurusi budaya kalau ada pengakuan dari negara lain. Apa pemerintah nggak belajar dari kasus-kasus sebelumnya ya?
ReplyDeletehuaaaaa... jangan sampe bahase betawi diakui juga niih ame malaysia... =.= *malaysia kagak kreatif banget daahh* #sewott
ReplyDeletesemoga batik ga bakal di ambil juga .
ReplyDeletePemerintah kita lagi sibuk ngurusin duit yang akan di Korup dan yang sudah di Korup teman. Jadi sudah ga ada lagi waktu ngurusin kepentingan Rakyat nya. Nice share Teman
ReplyDeletesekrang budaya kita di klaim lagi oleh malaysiaa...
ReplyDeletebudaya indonesia sudah tergeser oleh masuknya budaya anak alay korea yang menamakan diri sebagai K-PoP..la la la la ye ye ye ye
ReplyDelete#miris