Melangkah demi masa depan dan melihat dengan jalan fikiran yang lurus "Talk Less do More"

Monday, September 3, 2012

Perempuan-Perempuan Yang Ingin Diperkosa (Wajib Baca)

Salam Blogger, kebetulan saya sedang membaca sebuah e-book yang judulnya Ziarah Ke Makam Tuhan. Ada hal yang menarik dan sepertinya layak untuk rekan-rekan baca. Ini cuplikannya


Haha.........., rasanya segar sekali, baru saja aku telah menggagahi seorang gadis
cantik bernama Indonesia, cantik tapi bodoh, dengan gincu tebal mengundang
birahi. Sebelum dia kugilirkan kepada pelanggan2 lainnya, dia harus kucicipi
dulu. Oh ya perkenalkan, namaku Badu. Pekerjaanku Mucikari, menjuali
perempuan2 yang kutemui dijalan, tentu saja yang cantik2 tapi tidak punya
otak, atau lebih tepatnya punya otak tapi tidak digunakan. Setiap hari aku
berjalan2 dari ujung ke ujung, untuk sekedar melihat2 siapa tahu ada gadis
baru yang memenuhi syarat. Aku sudah melakukan pekerjaan ini bertahun2,
tahun ini, tahun 2005, sudah genap 61 tahun sudah aku menjalankan profesi
ini. Pekerjaan yang menyenangkan, aku tak perlu memeras keringat, tapi aku
bisa hidup mewah dan terhormat.
Kukenal dia beberapa minggu yang lalu waktu aku lagi jalan2 di mall, kulihat
ada seorang gadis tomboy berambut pendek tapi wajahnya cantik dan
berhidung mancung. Sedang jalan2 melintasi etalage toko2 bermerk. Langsung
saja naluriku berjalan, kudekati dia pura2 menanyakan dimana Starbucks Cafe
terdekat dari situ. Aku pura2 tidak tahu daerah itu, dia pun menunjukkan arah.
Tetapi aku bilang bahwa aku tidak tahu daerah situ, aku memintanya untuk
mengantarkanku ke cafe itu dengan imbalan CD musik yang dijual di Starbucks.
Dia mau saja, dan setelah sampai di cafe kutawari saja sekalian untuk minum
kopi bersamaku. Kami mulai ngobrol ngalor ngidul tak tentu arah. Dari
percakapan itu aku tahu bahwa dia sebenarnya adalah anak seorang tuan
tanah, tanahnya luas dari Sabang Sampai Merauke, tetapi karena
keengganannya menggarap tanah itu ditambah ketidaktahuannya akan ilmu
bercocok tanam dan manajemen, dia biarkan orang lain yang mengolah tanah
itu. Dia hanya menarik sedikit biaya dari orang yang menggarapnya. Dia pun
lebih suka hijrah ke kota besar yang hingar bingar, karena dengan begitu dia
bisa berdandan modis, mempunyai peralatan2 mutakhir, dan ber-urbanlifestyleria.
Biasanya, setelah kugagahi, yang tiba selanjutnya untuk mencicipi adalah Imof.
Jika kesempatan memungkinkan, menage a trois pun tidak apa2, kami garap
bersama2 gadis baru itu. Bersama Imof, yang adalah saudara kembarku, kami
adalah entitas mucikari terbesar dan terhebat yang mungkin pernah ada di
muka bumi ini. Kami sama2 dilahirkan di Bretton Woods, sebuah desa kecil nan
indah di bumi utara sana. Sebagai mucikari, aku sudah makan asam garam
kehidupan. Merayu mereka yang kutemui dengan iming2 kekayaan,
kemewahan, dan tentu saja kemajuan lahir dan batin. Tidak semua berhasil aku
tipu memang, tapi sebagian besar berhasil. Gadis2 cantik yang hanya mau
bermewah2 tapi tidak mau bekerja keras dan berpikir, ah tentu saja adalah
makanan empukku. Wajah cantik, pantat bahenol, pinggang mirip gitar
Spanyol, tentu saja akan sangat mendatangkan keuntungan yang tidak kecil
untukku.
Untuk meningkatkan ketergantungan mereka, mereka akan kumanja2 dulu
dengan apapun yang mereka inginkan, jika sudah ketagihan maka mereka
kuhutangi dulu dengan jumlah yang tidak sedikit. Kuberi mereka barang yang
indah2, mobil mengkilap, janji2 manis, dan hampir apapun yang menjadi tanda
37
kemajuan dan modern lifestyle. Baru setelah itu, perlahan namun pasti, kudikte
apa yang harus mereka lakukan, dengan tujuan akhir menjadi pelacur
profesional untuk imperium bisnisku. Kadang2, aku sengaja menyewa agen2
khusus untuk memperluas imperium bisnis mesumku, para lover boy adalah
negosiator ulung dalam merayu dan tentu saja memasukkan mangsa2 itu ke
dalam lingkaran setan yang telah disiapkan. Setelah masuk dalam inner circle,
mereka akan dengan sendirinya belajar bagaimana melempar senyuman nakal,
menggoda untuk segera diajak asyik mahsyuk di atas ranjang. Tetapi sungguh,
banyak dari mereka justru belajar sendiri seperti itu. Menjilat dengan kata2
manis dan pelayanan yang memuaskan. Bahkan kalau aku kadang menjenguk
mereka, sengaja disiapkan penyambutan yang luar biasa, agar tentu saja aku
berbaik hati untuk menghutangi mereka lebih banyak dan lebih banyak lagi.
Sebenarnya aku kadang2 kasihan melihat perempuan2 itu, selalu saja
sebenarnya ada kesempatan untuk melepaskan diri dari cengkeraman
imperiumku, tapi mereka sepertinya enggan dan malas. Dengan pekerjaan yang
cuma mengangkang dan bermake up ria itu, rupanya semakin lama justru
semakin menumpulkan otak mereka. Mereka sudah bisa seharusnya untuk
berdikari, mungkin dengan uang yang mereka punya dan tenaga yang tersisa,
membuat usaha sendiri agar martabat mereka lebih terangkat. Tapi sekali lagi,
mereka rupanya malas dan tak berpendirian teguh. Sekali waktu mereka
mungkin mencoba memikirkannya, dan bilang kepadaku untuk mengangsur
utang mereka, dan tak mau berhutang lagi. Tapi berulang kali pula mereka
berubah pikiran, berhutang dan berhutang lagi untuk membiayai gaya hidup
mereka yang sudah terlanjur hedonis. Terakhir2 ini bahkan ada di antara
mereka yang meminta penghapusan utang, yang pada awalnya tentu saja
kutertawakan, lelucon macam apa pula ini. Utang koq begitu saja minta
dihapuskan, dimoratoriumkan. Tetapi karena desakan dari pemegang saham di
imperium mesumku yang sudah mulai resah oleh tekanan dari kanan kiri,
akhirnya untuk mereka yang utangnya sudah mencekik leher, apalagi yang
bunganya saja sudah melebihi pokoknya, terpaksa aku harus hapuskan
utangnya, tentu saja tidak semua. Melacur seumur hiduppun, utang itu tak akan
pernah lunas. Nah beberapa yang penakut dan penurut, yang walaupun sudah
kembang kempis tertimbun utang, dengan gengsinya tak mau meminta
penghapusan utang. Yah, aku sih senang2 saja. Justru kepada mereka akan
kugelontorkan utang2 baru yang bukan hanya mencekik mereka, tetapi juga
anak cucu mereka. Sehingga lengkap pulalah silsilah keluarga itu, keluarga
pelacur. Pelacur hati nurani, pelacur yang masih sering ngomong masalah
moral, pelacur yang ambigu, karena kadang kau lihat mereka sebagai pelacur
tapi kadang pula kau lihat mereka berbicara sungguh2 tentang kehidupan
asketik, tentang surga dan neraka, bahkan tentang Tuhan.
Apabila mereka sudah masuk perangkapku, akan kuselenggarakan training
khusus bagaimana memuaskan pelanggan. Tentu saja tidak semua harus
mereka tahu, yang paling penting adalah pengetahuan dasarnya saja. Aku akui,
aku cukup pelit berbagi ilmu dengan mereka, aku ajari mereka bagian2 tertentu
dari Kama Sutra, tentunya yang hanya berkaitan2 dengan posisi2 yang
berjumlah 64 itu. Selebihnya yang justru lebih penting, bagaimana mencari
kebahagiaan dengan jalan menjalin hubungan yang baik antara pria dan wanita
sengaja aku sembunyikan. Apalagi tentang Kama Sashtra*, aku sembunyikan
38
sama sekali. Biarlah bagi mereka seks hanyalah sebatas seks, menjadi tujuan
bukan dijadikan alat.
Tentu bisnis begini banyak maju mundurnya, tapi aku pantang menyerah,
perangkat2 hukum pun sudah aku jarah demi mengamankan posisi kami. Dan
tentu kupoles dengan aksi2 sosial yang lebih bertujuan untuk menimbulkan
imago bersih. Aku dan Imof telah mempunyai tugas masing2, tapi kami saling
memperkuat.
Tapi Imof akhir2 ini tampak uring2an, aku dengar banyak kritik tajam mengalir
ke meja kerjanya berkaitan dengan saran2nya akhir2 ini yang ketahuan justru
membuat pelacur2 itu semakin tergantung padanya. Membuat mereka
semakin malas, membuat mereka semakin dalam terjerat dalam dunia hitam.
Kutelepon dia malam kemarin, sekedar menanyakan kabarnya. Aku bilang
tidak usah terlalu dipikirkan apa yang dibilang oleh para aktivis2 LSM itu,
mereka memang sudah pekerjaannya berkoar2 semacam itu. Mau itu namanya
Chomsky, Geldof, Bono, Hysham, Prahalad, atau tai kucing, tidak usah terlalu
dimasukkan hati.
Tak terasa, sudah larut malam. Mengurusi tetek bengek perusahaan ini
sungguh kadang2 melelahkan. Bukan saja harus bersaing dengan perusahaan
yang terjun di bisnis permesuman ini, tetapi juga harus pasang mata dan telinga
akan teriakan2 dari masyarakat yang dikompori oleh para aktivis LSM. Semakin
hari, semakin macam2 saja tuntutan para cecunguk LSM itu. Belum lama
mereka berkoar2 tentang corporate responsibility, sekarang sudah lebih berani
lagi menuntut corporate accountability. Bagaimana perusahaanku akan
menguntungkan jika harus juga accountable atas kerusakan2 dan kerugian
yang disebabkan oleh pihak ketiga yang menjalin bisnis dengan perusahaanku.
Sudah waktunya untuk tidur, besok pagi akan kucari lagi gadis2 seperti itu lagi.
Dan juga akan kukunjungi pelacur2 yang sudah setia menjadi anak buahku,
besok ada dua yang akan kukunjungi, gadis hitam manis bernama Nigeria, dan
juga seorang gadis yang melacur hanya sebagai hobby, Saudi Arabia namanya.
Aku akan melanglang dari benua ke benua, dari Asia sampai Afrika, dari
Amerika Selatan sampai Eropa Timur. Menipu dunia dengan uang dan retorika,
menyebarkan demokrasi dengan anarki, memesumi moral dan etika.
Oh..betapa gampangnya dunia kukuasai.
* Kama Sashtra = secara harfiah berarti Pengetahuan ttg Kebahagiaan, adalah
kitab klasik dimana Kama Sutra hanyalah salah satu bagian kecilnya.
39
Membebaskan Tuhan Dari Penjara
Kulihat samar2 tuhan menangis, terduduk dengan muka sendu, hhmmm
kasihan juga dia. Hidup di balik penjara begitu lama, tidak boleh keluar
menghirup udara segar kebebasan. Penjara itu terbuat dari emas, berumbai2
hiasan permata dan berlian, di sana sini bertaburan hiasan dengan tulisan Arab,
Sanskerta, Pali, Ibrani, Parsi, dan berbagai tulisan dari seluruh penjuru dunia.
Aku hanya bisa melihat dari kejauhan, sekedar melirik, karena penjagaan
penjara itu begitu ketat. Berbagai macam orang menjaga penjara itu, di ujung
sana kulihat seorang berjubah putih dengan salib di dadanya, di sampingnya
ada seorang dng swastika dan garis putih dikeningnya, tak kalah seramnya
seorang bersurban memegang pedang dengan tulisan "Lailahaillallah". Ada
macam2 pula tanda2 di sekujur tubuh mereka, ada yg memakai jas FPI,
Wahabi, MUI, Klu Klux Klan, Barathiya Janatha, Kach Kahane Chai, dan tak
ketinggalan pula Advent dan Mormon. Wajah mereka tampak begitu seram, aku
pun tak berani menatapnya. Aku dengar2 siapa saja yang berani mendekati
tuhan tanpa izin mereka, akan disikat habis. Karuan saja, orang2 takut bukan
main. Senjata mereka begitu lengkap, mulai dari yang sederhana sampai
detonator senjata kimia.
Tapi bukan aku kalau tak berani mendekati penjagaan seketat itu, dengan
diam2 aku berusaha mengadakan hubungan dengan tuhan. Mulanya sangat
sulit, membikin aku pusing kepala. Setelah berpikir panjang, akhirnya
kutemukan jalan, aku pura2 menawarkan makanan ransum buat para penjaga
itu. Mula2 mereka curiga sekali, diselidikinya dengan mata tajam seluruh
tubuhku, dari ujung kepala sampai ujung kaki. Sesudah puas memelototi,
mereka pun mencoba menggeledah, tidak puas dengan itu, isi dompetkupun di
geledah, pesan2 SMS di hp-ku juga dibaca satu2 persatu dengan teliti. Akhirnya
mereka setuju untuk membeli makanan ransum yang kubuat, dengan syarat
ketat, sebelum mereka bersedia memakannya, makanan itu harus dicoba dulu
olehku, dan kemudian oleh beberapa binatang yang sengaja dipelihara untuk
mencoba makanan itu. Keamanan berlapis2 seperti itu memang sengaja
diciptakan oleh mereka. Bahkan sangking ketatnya, tidak ada satupun patah
kata dari tuhan yang boleh keluar tanpa melalui mereka dulu.
Suatu hari aku berkesempatan mendekati tuhan ketika mereka semua sedang
istirahat makan siang. Setelah kulihat kanan kiri, aku langsung melesat
mendekati penjara tuhan.
" Ssstt, tuhan, apa kabarmu..?"
tuhan hanya menggeleng sambil menghapus air matanya. Kelihatan dia mau
berkata2 tapi suara tidak keluar dari kerongkongannya.
"Eh tuhan, apa yang kau inginkan, mungkin aku bisa membantumu?"
kembali tuhan menggeleng, wah payah sekali ini.
" Ngomong dong, mumpung gak ada orang"
tuhan menggeleng lagi. Mungkin karena terlalu lama tidak berkomunikasi,
tuhan ternyata sudah bisu. Wah, aku jadi pusing tujuh keliling. Akhirnya dia
kukasih pulpen dan kertas.
"Tulis apapun yang kau inginkan"
Setelah menunggu beberapa detik dengan harap2 cemas, tuhan selesai
menyelesaikan tulisannya. Kertas itu dilipatnya dan diserahkannya kepadaku.
Aku segera pergi dengan tergesa2 agar tidak ada penjaga yang tahu. Tak sabar
40
aku ingin segera ke rumah, penasaran sekali apa yang dituliskan tuhan di
kertas itu.
Di sepanjang jalan, sangking tak sabarnya, aku segera membuka lipatan kertas
itu. Aku begitu kaget membaca isinya,
"Bebaskan aku, sekarang atau seluruh bumi akan menyesal"
Berkali2 aku membaca kalimat itu, kalimat "bebaskan aku", aku jelas
mengerti, tapi "sekarang atau seluruh bumi akan menyesal" membuatku
bingung. Tentu saja tidak gampang membebaskannya dari penjara, dia tahu itu.
Tapi nada kalimatnya mengancam, kalau tidak akan terjadi sesuatu yang besar
sepertinya. Lagian dia memberinya kepadaku, apalah arti seorang aku jika
dikasih tugas seberat itu. Membebaskan tuhan dari penjara, membebaskan
tuhan dari penjara, membebaskan tuhan dari penjara, terdengar aneh dan
seram......apalagi dibebankan kepadaku. Tetapi aku gembira, itu kan tugas
mulia.
Malam itu aku tidak bisa tidur, tidak bisa memejamkan mata barang
sepicingpun. Jelas tugas ini sangat berat, taruhannya adalah nyawa. Manusia2
yang menjaga penjara itu memang manusia2 kolot yang merasa benar sendiri
tanpa bisa melihat bahwa kebenaran itu relatif. Apapun alasanku untuk
mendekati tuhan pasti akan dibantai oleh dogma2 kaku yang mereka anut.
Bagi mereka kebenaran itu final dan celakanya kebenaran tuhanpun telah
disamakan dengan kebenaran manusia. Semakin berat lagi, karena yang
menjaga tidak sedikit, dengan persenjataan lengkap. Sepanjang malam selain
berpikir keras menemukan cara membebaskan tuhan, aku juga berharap agar
tuhan tidak benar2 serius dengan ancamannya. Aku tahu dia marah melihat
manusia2 tolol itu, tapi dia kan pengasih dan penyayang, mustinya dia
mengasihani mereka yang mungkin belum terbuka hati dan pikirannya.
Manusia2 yang belum bisa mengalahkan nafsunya, manusia2 yang
mencampuradukkan kebinatangan dan ketuhanan. Sebenarnya apa pula
peduliku mau membebaskan tuhan, toh aku sudah hidup dengan tenang
walaupun dia terkurung di sana. Tapi rasa kasihanku mungkin masih lebih
besar daripada rasa ketidakpedulianku. Terpenjaranya tuhan mempunyai akibat
yang tidak sedikit, mulai dari gontok2an, adu jotos, kalau perlu perang,
ujung2nya penderitaan dan hancurnya peradaban. Jadi membebaskan tuhan
aku anggap perlu, agar dunia ini lebih damai, indah, dan nyaman ditinggali. Tapi
sekali lagi bukan karena aku peduli sama tuhan, tapi karena aku kasihan sama
dia.
Pagi hari, sebelum ayam berkokok, aku sudah sibuk mempersiapkan beberapa
alat yang kupikir akan sanggup mengecoh para penjaga itu. Niatku sudah
mantap, dengan resiko apapun, aku coba membebaskan tuhan. Kusiapkan
gergaji, tali, pisau, dan juga palu yang rencananya akan kugunakan untuk
membuka pintu penjara, sedangkan untuk mengecoh penjaga2 itu sudah
kusiapkan bom asap, yang hanya akan membuat mereka pingsan. Kekerasan
kuhindari sejauh mungkin, karena kalau tidak aku sama saja sama mereka,
suka adu otot bukan adu otak. Jam tiga malam ketika penjagaan sedang
lengang2nya, dengan sedikit tutup muka untuk menyembunyikan identitasku,
aku berjalan dengan hati deg2an menuju penjara tuhan. Jika aku mati karena
misi ini, aku anggap itu sebagai baktiku untuk mewujudkan rahmatallil alamin,
rahmat bagi semesta. Jika aku terluka, kuharap darahku adalah saksi bahwa
41
hidup ini memang tidak mudah, perjuangan tiada akhir.
Jalan setapak masih sepi, orang2 masih tidur. Dingin menyanyikan kidungnya
diiringi oleh dewi malam, tapi kutegapkan langkahku. Jarak yang tidak terlalu
jauh dari rumahku ke penjara tuhan menjadi serasa jarak antar galaksi. Hanya
bayangan akan senyum anak2 kecil dan ibu2 tua yang bahagia dalam damai
yang menghangatkanku. Rembulan tidak menampakkan diri, mungkin takut
menjadi saksi peradaban. Dari kejauhan tampak lampu hingar dari penjara, aku
sengaja mengambil pintu samping. Aku ingin memadamkan sistem listrik
seluruh penjara itu dulu, dan setelahnya baru kulempar bom asap. Ternyata
memang sepi di samping penjara, segera kumenyelusup ke sistem pusat listrik
itu. Kutaruh bom waktu kecil dan secepat kilat kutinggalkan lagi. Aku segera
bersembunyi di rimbun semak2 di depan penjara, setelah kurasa waktunya
tepat , kupakai masker dan kuledakkan bom itu. Segera seluruh penjara
menjadi gelap, aku segera berlari sekencang2nya ke pintu depan penjara.
Kulemparkan bom asap yang kusiapkan, beberapa waktu terdengar suara
gedebag gedebug, sesudah itu sunyi senyap. Setelah kurasa aman, kunyalakan
senter yang kubawa. Kumenuju ke pojok ruangan dimana sistem keamanan
penjara dikendalikan. Kucari2 sebentar di situ, dan dengan mudah kutemukan
kunci utama penjara yang kecil panjang itu. Aku sudah mencari tahu letak kunci
itu sejak lama, jadi tak terlalu sulit menemukannya.
Begitu mendapatkan kunci itu, sebuah kunci yang bertuliskan ayat2 dari kitab
suci, mengendap2 aku menuju penjara tuhan. Kembali lagi aku terbayang
tangis tuhan di dalam penjara. Penjara yang mewah namun merupakan bukti
peradaban narsis. Asap masih mengepul, sepanjang lorong tergeletak tubuh2
beberapa penjaga penjara yang sedang pingsan oleh asap yang kutebarkan.
Aku sudah tersenyum2, wah senang sekali bisa membebaskan tuhan dari
penjara. Penjara yang sudah seumur dengan peradaban, penjara yang telah
diciptakan oleh nenek moyang dan diteruskan sampai sekarang. Semakin
dekat, semakin hatiku berbunga2. Kutepis asap perlahan untuk mempertajam
pandanganku. Hah,.....penjara itu sudah kosong, tuhan telah membebaskan
dirinya sendiri. Hanya kutemukan tulisan tuhan di dinding penjara
" Pembebasan tuhan memang perlu, tapi pembebasan manusia lebih perlu lagi"

Share this post
  • Share to Facebook
  • Share to Twitter
  • Share to Google+
  • Share to Stumble Upon
  • Share to Evernote
  • Share to Blogger
  • Share to Email
  • Share to Yahoo Messenger
  • More...

23 Tanggapan pembaca

  1. banyak amat bro! masih bingung gue maksudnya!

    ReplyDelete
  2. hmmm... analogi yang menarik tentang indonesia, imf dan sistem hidup yang berlaku sekarang ..
    kalo yang tentang 'tuhan' saya males bacanya, apalagi format postinganmu, dek ... duh, bener2 harus tahan mata hehe

    ReplyDelete
  3. izin d copas ya sob buat d baja drmh...:D alnya panjang bener...
    thanks sob dah berbagi.

    ReplyDelete
  4. panjang bgt bro, pusing bcanya...!!!
    lbh di persingkat aja gan...@-)

    ReplyDelete
  5. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  6. widih..ngeri banget kalo itu sampai terjadi

    ReplyDelete
  7. Duh, jadi kasian liat saudara-saudaraku yang cewek :((

    ReplyDelete
  8. Judulnya pandai banget cara menrangkainyaaaa.....

    ReplyDelete
  9. Manteb dah tulisannya.. kok amburadul gitu kang. :-)

    ReplyDelete
  10. hebat ni cerita.. memang gambaran hidup sesungguhnya terjadi..

    ReplyDelete
  11. Bodoh . mcm babxxx . main nama tuhan pulak . bodoh . bodoh indonesia memang bebal anak setan babi

    ReplyDelete

Terima kasih sudah mengunjungi blog kami.
Sampaikan saran, kritik, dan pesan di bawah ini.
Mohon untuk berkomentar secara sopan.
~ No SPAM
~ No Sara
~ No Menghujat
~ No Link Hidup
(update 7 Januari 2013)
Informasi:DO FOLLOW Blog

:) :-) :)) =)) :( :-( :(( :d :-d @-) :p :o :>) (o) [-( :-? (p) :-s (m) 8-) :-t :-b b-( :-# =p~ :-$ (b) (f) x-) (k) (h) (c) cheer

 
© Deby Putra Bahrodin
Designed by dputra
Posts RSSComments RSS
Back to top