Hari yang cerah untuk curhat. Tepat 2 bulan yang lalu STNK atau Surat Tanda Nomor Kendaraan saya hilang. Seperti hari biasa, saya berangkat ngampus dengan pakaian anak MIPA. Berangkat pukul 7 pagi dengan jaket yang beda. Karena jaket yang biasanya lagi masuk mesin cuci. Kuliah dimulai seperti biasa dan sepertinya tidak ada yang berbeda pada hari itu. Tiba saatnya pulang, jalan arah keluar kampus sangat padat. Bahkan harus menunggu 30 menit untuk keluar kampus.
Salah satu syarat mutlak untuk keluar kampus adalah menunjukkan STNK asli. Nah, bencana ini muncul dari sini. Setelah berada di gerbang satpam, saya menyodorkan STNK, dan beranjak keluar kampus. Entah karena ke pe de an atau apa, STNK yang seharusnya balik ke saku jaket ternyata lenyap. Hilanglah STNK. Sempet menelusuri jalanan keluar kampus tapi masih saja tidak ketemu.
Akhirnya tidak ada jalan lain selain membuat STNK baru. Kebetulan motor saya ber Plat N Kab. Malang. Jadi ngurusnya harus ke Satlantas Talang Agung. Tapi sebelum itu, saya mencoba tanya ke Prof. Google. Terkait dengan biaya dan prosedur pembuatan. Setelah yakin dengan yang di katakan Prof. Google, saya mencoba mencari tahu testimoni masyarakat. Terkait dengan pembuatan STNK baru di Kab. Malang.
Jawabannya beragam, ada yang bilang 250, 300, 350 sampai 600 ribu. Mahal juga untuk STNK baru. Berbeda dengan jawaban Prof. Google yang hanya 50 ribu saja. Selain harga, saya juga coba menanyakan prosedur pembuatannya. Ada yang bilang harus nempel pengumuman, harus ke radio, harus ke koran. Ribet juga kalo di fikir. Tapi lagi-lagi berbeda dengan jawaban Prof. Google yang bilang hanya datang ke lantas, gesek mesin, STNK jadi.
Nah, timbul rasa penasan. Kenapa Prof. google dan masyarakat testimoninya berbeda? akhirnya saya memutuskan untuk membawa hard copy SOP pembuatan STNK baru yang hilang dari MABES. Dan disinilah awal cerita Mafia Birokrasi Masyarakat.
Saya beranjak dari kosan pagi hari dan langsung tancap gas ke Talang Agung. Sampai disana suasananya sudah rame. Pertama saya menuju ke ruang informasi untuk menayakan prosedur pembuatan STNK. Di ruang informasi saya menemukan penjaga 2 orang dengan aktifitas yang mengagetkan. Pertama Telfonan, dan yang kedua adalah sibuk Facebook an. Saya kemudian tanya prosedur untuk pembuatan STNK. Salah satu dari mereka menjawab "Silahkan pergi ke fotokopian dan bilang mau buat STNK, nanti orang fotokopian sudah paham, terus datang ke ruang pengambilan kertas gesek mesin. Setelah itu datang ke loket untuk cek blokir, dan yang terakhir datang ke lantai 2 untuk menemui pak "M".
Tanpa banyak tanya lagi, saya lanjut ke potokopian. Terlihat banyak orang yang antri untuk potokopi. Sayapun juga ikut mengantri. Tiba di giliran saya, saya di tanya sama petugas potokopi "Mau ngapain mas?" Saya bilang buat STNK, kemudian dia menanyakan beberapa surat untuk kelengkapan dan menggandakan sesuai kebutuhan. Setelah itu saya tanya, "Ruang pengambilan kertas gesek dimana?" O, ada di sebelah ini mas.
Ternyata ruang pengambilan kertas gesek mesin ada di sebelah ruang potokopi ini. Selesai saya bayar potokopian, saya langsung ke ruangan sebelah. Terlihat bapak-bapak gendut dengan memakai baju bebas dan tidak ber name tag berjaga di dalamya. "25 ribu mas" Saya kaget, "Untuk apa pak?" tanya saya. "Untuk mengganti kertas gesek mas"=======> JELAS MAFIA 1 (karena seharusnya kertas gesek itu gratis, merujuk pada prosedur Humas Mabes Pusat)
Karena tidak mau banyak bicara akhirnya saya membayar 25 ribu. Kebetulan di sebelah saya ada orang yang mengurus STNK juga. "Sudah biasa mas, kertas gesek itu memang bayar 25 ribu dari dulu" kata bapak sebelah saya. Pertanyaan selanjutnya, kalo penjaganya itu petugas, kenapa tidak menggunakan seragam dan name tag?
Setelah mendapatkan kertas gesek, saya langsung menuju parkiran dan membawa motor ke petugas gesek. Di sini saya juga menemukan kejanggalan. Sudah tau motor yang akan di gesek banyak, kenapa petugasnya hanya 2? sudah gitu ada mafia nya juga. "Kalo mau duluan ya bayar mas" kata bapak yang juga gesek motornya di sebelah saya. =========> JELAS MAFIA 2 (karena petugas gesek itu sudah di bayar bulanan, kenapa masih minta uang kencing?)
Gesek mesin motor selesai, saya langsung cap cus ke loket. Di loket saya menyerahkan seperangkat berkas untuk di validasi atau mungkin cek pajak. Lepas itu saya langsung ke lantai 2 menemui pak "M". Terlihat banyak yang mengantri, saya duduk di samping bapak-bapak yang ketemu saya di ruang ambil kertas gesek. Satu per satu pengantri di panggil oleh pak 'M'. Terlihat sepintas pak 'M' orangnya sudah berusia 50 an lebih, perokok, dan sepertinya lihai merayu.
Orang di sebelah saya dipanggil. dan beberapa saat setelahnya orang itu keluar dengan muka 'galau'. "Kenapa pak?" tanya saya. "Masak bikin STNK aja habis 500 dek" bapaknya menjawab. Dalam hati saya, wah mati aku. Karena saya hanya membawa uang 150 ribu. Akhirnya giliran saya di panggil. Terlihat pak 'M' ini sudah profesional sekali untuk merayu.
M = STNK nya hilang ya mas?
S = iya pak
M = Berkasnya mana?
S = Ini pak.
M = Jadi ini harus ke koran dan radio dulu mas untuk membuat pengumuman kehilangan selama 3 hari, nanti klipingnya di bawa kesini.
S = Ribet juga ya pak, karena di kota tidak seribet itu. Saya juga bawa SOP dari Humas Mabes juga tidak seperti itu prosedurnya
M = Tapi jangan kawatir mas, masnya bisa titip ke saya kok.
S = Maksudnya titip, bagaimana pak?
M = Ya, nanti saya bantu mengurus ke medianya. dan masnya nanti tinggal ngambil STNK nya setelah jadi.
S = Jadinya berapa hari pak?
M = Besok juga jadi kok mas.
S = Berapa pak biayanya?
M = 500 ribu mas.
S = Wah, kalo besok jadi kenapa harus ke koran dan radio pak? bikin pengumumannya 3 hari pula. dan mahal juga pak. di SOP Humas Mabes kan juga gak ada pak.
M = ya sudah mas saya bantu 300 ribu aja mas
S = Lho kok bisa begitu pak? Memangnya bapak sering bantu orang bikin STNK seperti ini?
M = iya mas saya orangnya suka membantu kok, karena hidup kan harus salaing membantu. Gimana mas?
S = Maaf pak saya tidak punya uang sebanyak itu, saya maunya mematuhi prosedur dari Mabes
M = Kan setiap daerah juga berbeda mas peraturannya.
S = Tidak bisa begitu pak, jelas pusat membuat peraturan seperti ini, daerah tidak bisa memodifikasinya sendiri dong pak.
M = Tapi disini prosedurnya seperti itu mas.
S = oke gini saja pak, saya akan membayar sejumlah uang yang bapak minta tapi dengan syarat harus di dokumentasikan. Bahwa saya telah membayar uang sekian ke bapak untuk pembuatan STNK, pembuatan pengumuman ke radio, dan ke koran. Dan saya juga minta tolong informasi radio dan koran mana yang memuat pengumuman kehilangan STNK saya.
M = "Terdiam"
S = Bagaimana pak? Setuju dengan saya?
M = Ya sudah mas, bayar 50 ribu saja, besok pagi STNK nya silahkan diambil. >>>>
Keterangan:
M = Petugas
S = Saya
Kalo pembaca mencermati pembicaraan di atas tentunya sudah paham dengan trik mafia pak M, dan bagaimana ekspresinya.
Pada akhirnya saya hanya membayar 75 ribu untuk membuat STNK baru, 25 ribu kertas gesek dan 50 ribu untuk kertas STNK, sesuai dengan SOP Mabes. Pelajaran yang bisa di ambil adalah kita harus tegas dan menolak untuk membayar lebih. Karena bisa saja uang yang kita berikan ke petugas tidak di sampaikan ke negara. Dan ini adalah contoh petugas yang tidak baik dalam melayani masyarakat.
Untuk pembaca yang mengalami hal yang sama seperti saya. Bisa membaca dan menyebarkan cerita saya ini kepada siapa saja. Terutama yang STNK nya hilang. Dan klik di sini untuk mengetahui SOP dari Mabes guna Pembuatan STNK.
Semoga Tulisan saya ini Bermanfaat.
baca ini sampe tuntas, langsung di share kepelosok dunia supaya orang sedunia baca artikel ini, tentang penjahat penjahatkelas teri yang ada di kantor PEMBUATAN STNK DI TALANG AGUNG...MALANG.
ReplyDeletesemoga para pejabat yang ada disitu dimutasi ke Papua dan lalu di tembak tembakin sampe mampus sekeluarganya oleh OPM.
#negeri mu namanya Indonesia ya kang...?
Lagi rame masalah mutasi nih pak, hehe...
DeleteYa ini adalah orang indonesia yang tidak layak. Seperti busway yang baru di import dari
saya ikut nge-share juga
ReplyDeleteTerima kasih om budi
DeleteSemoga bermanfaat