Melangkah demi masa depan dan melihat dengan jalan fikiran yang lurus "Talk Less do More"

Saturday, February 2, 2013

Banjir dan Cara Mengatasinya

Banjir di Jakarta baru-baru ini adalah banjir siklus 5 tahunan yang paling parah sejak 15 tahun terakhir. Banyak kontroversi mulai mencuak ke permukaan, entah itu di dasari oleh kepentingan politik ataupun masalah yang keluar dari warga Jakarta, dengan jumlah penduduk sekitar 9.607.787 jiwa kota ini menduduki peringkat ke enam terbesar di dunia dan mendapat predikat kota megapolitan. Kita bayangkan saja dengan luas wilayah sekitar 661,52 km² dan di huni oleh orang 9 juta orang pasti banyak sekali masalah di kota ini dan salah satunya adalah banjir.
Gambar oleh google

Banyak kalangan sepenuhnya menyalahkan rakyat yang tinggal di pinggiran kali sebagai dalang penyebab banjir, selain itu perilaku membuang sampah ke kali hingga pendangkalan kali, entah itu kali ciliwung atau kali yang lain. Malah baru-baru ini mulai mencuak perizinan pendidiran bangunan yang mengabaikan kali dan drainase. Saling menyalahkan, itu yang saya saksikan di layar tivi.

Malah ada yang bilang karena Jakarta itu wilayahnya di bawah permukaan laut, sehingga Jakarta banjir, dan menurut saya ini yang paling lucu karena di Malang + 429 - 667 dari permukaan laut saja juga bisa banjir. Dari sana kan kita bisa menyimpulkan kalo sebenarnya ada sistem yang salah untuk masalah banjir ini dan harus ada perbaikan secepatnya.

Di bawah ini adalah opini saya untuk masalah banjir, Sebenarnya bukan hanya di Jakarta tapi juga di kota-kota lain.

1. Sampah
Masalah
Jakarta menghasilkan 625 ton sampah setiap harinya, itu belum termasuk yang di buang di kali.

Solusi
Penanganan
Ilustrasi gambar oleh google
Hal yang di fikirkan dan di inginkan manusia sekarang ini adalah kenyamanan. Tidak mungkin orang akan membuang sampah dari rumahnya sejauh misalkan saja 100 meter. Pasti dia akan mencari tempat sampah yang paling dekat dengan rumahnya. Apalagi kalo ada kali, langsung saja buang ke kali. Tapi seandainya masyarakat itu di beri tempat sampah modern dan dekat dari rumah, saya kira masyarakat juga akan membuang sampah ke tempat sampah itu. Misalkan saja tempat sampah itu di letakkan di setiap 50 meter jalan warga saya kira itu lebih effisien.

Sistem
Tempat sampah sudah ada, sekarang harus memikirkan sistemnya, sampahnya siapa yang ngambil? siapa yang bertanggung jawab? di ambil sehari berapa kali dan di buang kemana? Tentunya walopun ada tempat sampah tapi kalo penuh dan tidak terawat saya rasa masyarakat akan enggan untuk membuang sampah pada tempatnya.

Edukasi
Setelah penanganan dan sistem sudah terbentuk. Sekarang mulai memikirkan edukasi, Edukasi ini lebih mengarah ke kebersihan lingkungan termasuk bahaya membuang sampah ke kali, cara memisah sampah dan cara membungkus sampah yang benar. Kalo ingin lebih berkembang lagi mungkin juga pemanfaatan sampah, sehingga akan menjadi nilai positif di daerah setempat.

Realisasi
Setelah semua beres, sekarang tinggal realisasinya dan terserah kebijakan RT atau RW setempat jika memang ada yang membuang sampah sembarangan apakah harus di denda atau ada hukuman lain. dan yang paling penting harus ada penanggung jawabnya.

Hasil Akhir
Hasil akhir sudah bisa kita ketahui, masyarakat akan nyaman membuang sampah, dan masyarakat enggan untuk membuang sampah ke kali. Karena sudah nyaman membuang sampah.


2. Drainase
Masalah
Banyak gorong-gorong, selokan, dan kali yang di penuhi sedimentasi dan kurang terawat. Untuk orang yang mempunyai kepentingan politik pasti ini adalah makanan yang empuk untuk menjatuhkan pimpinan daerah pada saat itu. 
Gambar oleh google

Solusi
Kerja Bakti
Tapi coba kita fikirkan. Sebenarnya yang salah adalah kebiasaan warganya. Masih ingat dengan kerja bakti? apakah itu masih berjalan di kawasan RT atau RW setempat? Kalo memang tidak berjalan. Ya itu di jalankan lagi secara rutin. Saya rasa kalo ini jalan, tidak ada lagi banjir. Kalo tidak mau kan bayar orang juga bisa, tinggal nanti berapa bayarannya kan bisa urunan warga satu RT. Saya kira dengan pembersihan dan perawatan yang teratur drainase-drainase yang ada akan berjalan dengan semestinya, dan lagi harus ada penanggung jawabnya.

Kecuali masalah kali, misalkan saja kali ciliwung dangkal, kalo itu harus ada lembaga terkait yang turun untuk mengatasinya, yang jelas harus di sedot sedimentasinya seperti nyedot sedimentasi di waduk.

3. Bangunan liar / Rumah liar yang berada di pinggir kali
Masalah
Banyak sekali bangunan dan rumah liar yang berada di pinggir kali sehingga membuat kali semakin sempit.
Gambar oleh google

Solusi
Relokasi
Ingat, mereka juga manusia, punya perasaan. Pilihan satu-satunya adalah relokasi. meskipun mereka tidak memiliki surat tanah, mereka juga berhak di perlakukan seperti layaknya manusia. Mereka di relokasi ke tempat yang nyaman, andaikan itu di relokasi di rumah susun. Tentunya rumah susunnya harus bersih, nyaman dan juga sehat. Sehingga warga juga betah.

Saya kira itu semua adalah yang saya sarankan untuk banjir di Jakarta, semoga bukan hanya Jakarta tapi juga kota-kota lain bisa menerapkan tips ini.

Terima Kasih


Share this post
  • Share to Facebook
  • Share to Twitter
  • Share to Google+
  • Share to Stumble Upon
  • Share to Evernote
  • Share to Blogger
  • Share to Email
  • Share to Yahoo Messenger
  • More...

11 Tanggapan pembaca

  1. mantab bang kiat - kiat cara mengatasi banjir, semoga tidak ada banjir lagi di tahun depan :)

    ReplyDelete
  2. Pasti bermanfaat buat yg daerahnya sering banjir. :v

    ReplyDelete
  3. Memang masalah banjir dan dampak banjir akan menjadi masalah yang memerlukan solusi yang tepat dan cepat pula.

    ReplyDelete
  4. kalau menurut saya jakarta sudah tidak bisa di hindarkan dari yang namanya banjir sob, mungkin hanya ide cemerlang yang bisa membuat jakarta menjadi indah kembali... semoga pak jokowi bisa mewujudkannya.....

    ReplyDelete
  5. trmksih sobat info nya sangat bermanfaat

    ReplyDelete
  6. Wah sampai sejauh itu mencari akar permasalahannya. kenapa nggak terpikirkan pemerintah ya soal penanganan seperti ini. Tulisannya nggak dikirim ke media cetak aja sob. bagus banget nih jika ada media cetak yang mau menerbitkannya. Siapa tahu pemerintah baca tulisan kamu ini

    ReplyDelete
  7. pak HP Yitno: Iya pak mungkin tulisan yanglain nanti saya akan coba ajukan ke koran, terima kasih sarannya pak. Malah tidak terfikir sama saya. :) =p~

    ReplyDelete
  8. Artikel yang sangat bermanfaat Teman, dan kesadaran masyarakatnya juga harus lebih ditingkatkan lagi Sob.

    ReplyDelete
  9. Kiat/tips jitu tuh Put! Semoga dapat digunakan dan dijalankan dengan baik untuk mengatasi banjir di wilayah2 yang membutuhkan yaaa...

    ReplyDelete

Terima kasih sudah mengunjungi blog kami.
Sampaikan saran, kritik, dan pesan di bawah ini.
Mohon untuk berkomentar secara sopan.
~ No SPAM
~ No Sara
~ No Menghujat
~ No Link Hidup
(update 7 Januari 2013)
Informasi:DO FOLLOW Blog

:) :-) :)) =)) :( :-( :(( :d :-d @-) :p :o :>) (o) [-( :-? (p) :-s (m) 8-) :-t :-b b-( :-# =p~ :-$ (b) (f) x-) (k) (h) (c) cheer

 
© Deby Putra Bahrodin
Designed by dputra
Posts RSSComments RSS
Back to top