Salam Blogger, hari pertama posting rasanya masih bingung mau nulis apa, buka-buka kenangan masa lalu akhirnya sayapun terinspirasi dengan sebuah intimidasi yang di lakukan seorang pemimpin perang kepada prajuritnya. Jadi kisah ini adalah kisah klasik dan fiksi. Aku hanya inigin menyampaikan manfaatnya saja, tidak untuk bercerita panjang lebar. Nah, bagaimana kisahnya, mari kita chek tulisan saya yang berikut ini.
Di kisahkan ada peperangan yang amat dahsyat akan terjadi diantara 2 pemimpin perang atau panglima perang besar di berbeda wilayah. Mereka berperang karena adanya saingan untuk memperebutkan kekuasaan dan jalan perang adalah jalan satu-satunya untuk mereka. Sang pemimpin ini sangat sibuk sekali beberapa hari sebelum peperangan di mulai. Begitu pula dengan sang prajurit yang nampaknya juga sangat sibuk mengasah tombak dan mempersiapkan kuda untuk keperluan perang.
Tiba waktu pada hari yang telah di tentukan untuk perang, kedua panglimapun sesegera mungkin untuk memandu strategi apa yang di jalankan kepada prajuritnya. Dengan antusias prajurit-prajuritnya mendengarkan arahan strategi perang dari kedua panglima di berbeda tempat. (Saya tidak akan memberi tahu strategi mereka tapi yang perlu di ketahui bahwa strategi mereka asal serang saja karena mereka sama-sama tidak takut dan di anggap kekuatan mereka sama).
"Hari ini adalah hari penentuan bagi kita untuk membuktikan bahwa kita adalah yang terhebat di negri kita, Oleh karena itu saya harap kita hari ini menang dalam peperangan ini". Kata panglima perang 1. Di tempat berbeda pula sang pangeran 2 juga mengumandangkan titah yang sama kepada prajuritnya.
Perangpun di mulai, ada dua kubu yang saling berhadapan, dan terlihat panglima perang 1 hanyalah seekor domba yang memimpin sekawanan singa dan di sisi satunya adalah sekawanan singa yang di pimpin seekor domba. Di saat yang bersamaan sang panglima 1 (seekor singa) Teriak "PPaaassuukkaannnn MMaaaajjuuuu!!!!!" kemudian di sisi panglima 2 terdengar dari prajurit "Ayooo ayoo panglima, kita serang merekaaa!!!!" Sang panglima 2 (domba) menjawab "kamu lupa aku ini seekor domba?, panglima mereka seekor singa lhoo... kita mundur saja".
Ya, itulah yang terjadi. Alhasil ada sekawanan singa yang memimpin domba akan terlihat lebih gagah dalam perang dari pada seekor domba yang memimpin sekawanan singa. dan di akhirnya Si singapun mampu mengintimidasi lawannya dengan mudah dan memenangkan perang.
Nasehatnya gagahnya suatu kelompok itu di lihat dari pemimpinnya, walopun prajuritnya hanya seekor domba apabila pemimpinnya itu mampu tegas seperti singa yang meraung-raung. Siapapun akan takut ketika sang pemimpin itu di depan.
*Artikel ini saya persembahkan untuk para pemimpin yang gugur saat berperang melawan penjajah di hari kesaktian pancasila. Sekian Terima kasih...
ide bacaan yang bagus sobat, tapi kalau dipikir misalkan benar domba memimpin anak buah para singa jangan-jangan pemimpinnya itu akan jadi bulan-bulanan anak buahnya ya.maaf jika ini salah
ReplyDeletelebih hebat lagi kalo pemimpinnya bak singa dan prajuritnya sama lapernya hehehe...
ReplyDeletegue sepakat kawan, pemimpin yang tegas itulah yng kita inginkan saat ini.
Kapan ya kita pny pemimpin spt Umar Bin Khattab? hehhee
ReplyDelete