Salam blogger, Pagelaran ludruk kembali lagi di kota Malang, kali ini tema yang di angkat adalah Nguri-Nguri Nemu Wadi atau kalo di bahasa Indonesiakan adalah di manja-manja malah dapat aib yang di bawakan oleh grub ludruk Mustika Jaya asalah Jombang. Bertempat di Taman Krida Budaya Malang, masyarakat yang menontonpun sangat antusias dalam melihat pagelaran yang satu ini.
Acara ini di mulai pukul 19.00 WIB tapi karena tadi malam tamu undangan yang datang agak molor maka acarapun baru mulai pukul 20.00 WIB. Seperti biasa sebuah pagelaran ludruk selalu di mulai dengan sebuah tarian, saya lupa tariannya yang di bawakan tadi malam apa. hehehe... Selesai tarian ada parikan yang di bawakan cukup kocak oleh 3 lakon yang menurut saya sangat lihai dalam berimprovisasi.
Parikan itu dalam bahasa indonesia adalah pantun yang di nyanyikan dengan gending jawa. Tujuan dari parikan ini adalah untuk menasehati penonton yang datang, namun di kemas menjadi pantun yang kocak. Sontak penontonpun bisa terhibur dan tertawa bersama yang lain. Parikan selesai, sekarang waktunya ke tema awal yaitu masuk ke cerita Nguri-Nguri Nemu Wadi.
Di kisahkan ada sebuah keluarga yang dimana keluarga tersebut adalah lakon kondang lundruk di daerahnya. Keluarga tersebut mempunyai anggota keluarga 4, Istri, Suami, anak cewek dan anak cowok. Sang suami sekarang menjabat sebagai RT di daerahnya dan sang istri menjabat sebagai ibu rumah tangga biasa. Di salam keluarga ini ada ketidak cocokan sang Bapak kepada anak laki-lakinya karena anak laki-lakinya ini merasa selalu di banding-bandingkan dengan anaka perempuannya yang pandai nyinden.
Menurut mereka budaya ludruk itu adalah budaya yang kaya karena di dalamnya ada tarian, ada parikan dan ada cerita sendiri. Budaya ludruk semakin di kikis oleh jaman sehingga sekarang sangat langka sekali di jumpai di era modern.
Itulah cerita Nguri-Nguri Nemu Wadi yang di bawakan oleh Mustika Jaya Jombang. Terima kasih
Aku dulu suka banget lihat ludruk yang di mainkan Ludruk Tjap Tugu Pahlawan. Namun sayangnya grup ludurk [kampus] tersebut tidak ada regenerasinya...
ReplyDeletewah, ane tak terlalu paham kromo inggil, baca judulnya aja udah gak tau artinya.... eh ternyata "manja-manja malah dapat aib"
ReplyDeleteseru sepertinya sob ceritanya, tapi itu pakai bahasa indonesia atau bahasa daerah sob (jawa) ??
ReplyDeleteseumur hidup saya belum pernanh nonton Ludruk sobat...
ReplyDeletewah ini budaya kita nie, harus di lestarikan, ente ikut main ga gan?
ReplyDeletesedikit ralat tetntang judul. nguri-uri sebetulnya artinya kegiatan/perbuatan untuk melestarikan. kebetulan cerita itu saya yang membuat. untul pantun di ludruk disebut kidungan dengan iringan musik gamelan irama khas jawa timur bernama jula-juli.
ReplyDeletedengar2 sekarang pagelaran ludruk di Taman Krida di adakan tiap bulan? bisa minta info jadwalnya? terima kasih
ReplyDelete