Salam Blogger, beberapa yang telah menginpirasiku menulis adalah kejadian yang baru saja aku lihat. Seperti aliran listrik yang mengalir di kawat emas, fikiran ini terus mengalir dengan sendirinya. Aku letakkan jariku di atas papan yang 10 tahun yang lalu sangat asing bagiku, dan anehnya aku biarkan jariku menari dengan sendirinya. Seperti senapan yang menembus dinding-dinding tembok besi. Itulah yang kurasakan ketika semua bersatu padu.
Bait demi bait aku capai seperti aku berjalan di pematang sawah belakang rumah. Pematang yang aku liat seperti barisan kalimat yang susun dan air yang mengalir seperti ada saja ide yang muncul dari otakku. Inpirasi penyambung nyawa terus berjalan menyusuri kehidupan yang abadi. Hingga suatu malam dia melihat bintang yang membentuk simbol-simbol kehidupan masa lalu.
Aku terus melihat jariku menari di atas papan itu, aku mengandai apakah aku ini memang sedang berhayal atau memang sedang mencari kebenaran penari tangan? lepas dari itu aku mulai mencoba menggeser mataku ke sudut papan lain yang berwarna putih, kali ini bahannya agak lunak, tertempel banyak sekali hal yang harus aku lakukan besok, lusa, atau di kemudian.
Seakan aku menaruh harapan besar hidupku di sana. Terlihat juga wanita cantik dan sesosok yang tersenyum di sana dengan paras yang berbeda. Ada juga tertempel sebuah jadwal penderitaan yang mengharuskan aku untuk bangun pagi dan menemuinya. Bahkan aku harus bertemu dengannya di hari senin sampai kamis. Ahh.. seperti puasa saja. tapi ini adalah tiap hari.
Kata orang ini adalah penderitaan, tapi bagiku semua itu aku lakukan karena aku tidak mau mengambil keputusan bodoh. Hari-hari yang amat pelik ketika bertemu dengannya aku di hadapkan dengan seseorang yang katanya pintar yang berbeda, ya mereka yang telah mengajariku bagaimana menyelesaikan soal kalkulus, merayap di atas hipotesis dan belajar menjadi penjudi yang hebat dengan ilmu peluang.
Ya, semua aku dapatkan darinya. Dan Akulah Inspirasi Untuk Menyambung Nyawa.
Artikel ini aku persembahkan untuk orang tuaku tercinta, calon istriku yang ku dambakan, dan keluarga yang telah bangga telah menyambung isnpirasi ini. Sekian
seperti membaca novel saja! cocok jadi penulis novel nih sob.
ReplyDeleteoke sob, saya tunggu undangan meritnya aza hehehe..
Ok banget ceritanya sob. Semangat terus
ReplyDeleteketika menulis dilakukan dari dan dengan hati, maka kata dan kalimat tak perlu dipikirkan lagi, datang dan merangkai sendiri, itu juga yang beberapa kali saya alami.
ReplyDeleteSenada dgn pendapat Ma Abi sabila, ketika ide dan gambaran apa yg hendak kita tulis sdh ada, biasanya mang mengalir dgn sendirinya kok. Tp kalau aku srgnya masih hrs di setting orangnya neh
ReplyDelete