Postingan kali ini saya tujukan untuk bapak Dwi Cahyono selaku penggagas MTD dari tahun 2004 hingga searang.
Bapak Dwi Cahyono yang terhormat, saya adalah salah satu dari sekian ribu warga Malang. Kami sangat bahagia dengan gagasan bapak menjadikan kota Malang sebagai kota warisan dunia. Banyak berbagai cara dan upaya yang bapak lakukan untuk kota kita ini. Salah satunya adalah dengan menggelar Malang Tempo Dulu atau Malang Kembali.
Saya kemarin melihat kemarahan bapak yang diberitakan oleh halomalang.com. Saya kaget, karena MTD tidak akan dilanjutkan kembali dengan alasan mengganggu ketertiban umum. Jujur, sebagai warga malang saya kecewa dengan pemberitaan tersebut. Saya mempunyai banyak pertanyaan yang berkaitan dengan berita tersebut.
Bapak terkesan diberitakan marah besar dan seperti tidak mau mendengar apapun yang ada di sekeliling bapak. Perlu saya sampaikan ke bapak, Malang Kembali sekarang tidak lagi acara warga Malang, tapi sudah menjadi acara Nasional. Apakah bapak melupakan itu? Jika bapak mengganggap acara ini adalah acara warga malang, kenapa bapak sampai mendaftarkan acara ini ke UNESCO?
Teman-teman saya. Mahasiswa yang tinggal di malang, sudah 2 tahun ini menunggu acara yang bapak gagas dari tahun 2004. Ada mahasiswa yang sampai tanya ke kakak tingkatnya, saking penasarannya ke acara ini. Apakah bapak dengan tega menutup acara ini dengan mengesampingkan mereka?
Saya mengerti betul konsep acara MTD 2014 sudah sangat baik. Tapi seperti yang di beritakan di halomalang.com, saya melihat MTD 2014 ini menimbulkan kemacetan dimana-mana dan mendapatkan protes negatif dari warga. Saya juga mengerti kalo bapak bermaksud baik pada MTD 2014 ini. Acara ini dipindah karena bermaksud untuk mengenang pusat kota pada jaman dulu.
Tapi apakah bapak lupa? Apakah bapak sudah memikirkan warga yang antusias menyambut MTD ini? Bukan hanya warga malang, tetapi warga luar malang bahkan sampai luar pulau pak, datang ke acara ini. Acara ini sangat ditunggu-tunggu. Ada satu alasan yang membuat saya heran. Yaitu lalulintas tidak ditutup dan alasannya adalah karena tidak mengira antusias warga sampai segitu banyaknya.
Bapak lupa dengan UB? Kampus yang setiap tahunnya menerima 15-18ribu mahasiswa. Kalo 10rb saja mahasiwa datang ke MTD, sudah terbayang banyaknya seperti apa. Belum lagi warga malang. Belum lagi warga pendatangnya.
Konsep MTD 1 hari dan dengan keadaan tempat yang seperti itu saya yakin memang menimbulkan keresahan bagi warga yang berada di sekitar pagelaran MTD. Ada berapa warga yang datang pak? Pasti puluhan ribuan. kemudian, apakah kantong-kantong parkirnya juga sudah ditata dengan baik?
Jadi saran saya untuk Bapak Dwi Cahyono. MTD tetap di gelar, kalo perlu gelar MTD 2014 kembali. Dengan alternatif dipindah ke jalan Ijen. Karena tempat itu yang paling memungkinkan dan paling enak. Sediakan fasilitas parkir yang resmi dan terorganisir dengan baik. Tutup jalan tertentu untuk kebaikan acara MTD. Buat konsep acara yang menarik dan benar-benar menunjukkan khas malang. Jangan membuat kami (pengunjung) kecewa hanya karena masalah parkir dan isi acara.
MTD 2014 yang terkesan sepi pedagang dan tidak maksimal |
MTD 2012 |
Katanya sih mau diadakan lagi acara MTD tanggal 10-14 mei.
ReplyDeleteBukan hanya permasalahan tempat dan lahan parkir tapi kebersihan dan keindahan taman setelah MTD usai juga perlu.
MTD akan diadakan lagi kah? mohon konfirmasinya...
ReplyDeletekalo MTD di Kampus enak mungkin,,, gk ada penutupan jalan - saran aj -
Itu tidak benar, di akun twitter @pemkotmalang yang telah mewawancarai pak dwi mengatakan hal itu tidak benar :) jadi cuma hoax :)
ReplyDeletesarannya lebih baik ditujukan khusus kepada yang bersangkutan secara tersurat
ReplyDelete