Artikel ini saya buat khusus
untuk teman-teman saya para pejuang di Indonesia
Images by google |
Jumlah
penduduk yang besar, intitusi yang sangat banyak dan jumlah pegawai negeri
sipil yang membludak membuat negeri ini seakan sesak dengan manusia-manusia
yang hebat. Akan tetapi jika kita telisik lebih dalam negri ini justru sesak
dengan ketidak jujuran dan ketimpangan social. Kesejahteraan yang seharusnya
menjadi impian seluruh anak bangsa seakan hanya di dunia mimpi saja.
Sebenarnya
apa masalah negri ini?
Semua orang
di negri ini sebenarnya sudah tau apa masalahnya, kalo kita tanya ke orang yang
sekolah maupun orang yang tidak sekolah pasti mereka akan menjawab masalah di
negeri ini adalah korupsi. Indonesia seakan menjadi ladang subur bagi koruptor.
Mulai dari institusi pemerintahan yang paling kecil seperti (desa) hingga institusi pemerintahan
yang besar (Dinas).
Jika
umumnya koruptor adalah gelar yang di sandang oleh pelaku korupsi. Masyarakat
di negri ini lebih senang memanggil mereka dengan sebutan “Tikus Berdasi”.
Bahkan dengan bangganya iwan fals membuat lagu untuk mereka. Sehingga kecaman pahitpun
tidak terelakkan.
Image by google |
Korupsi di
negri ini seperti menjadi sebuah pementasan dagelan
yang semakin tidak lucu di lihat saja, kasus yang baru di pentaskan adalah
Anggelina Sondakh dengan sutradara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan
judul kasus suap Wisma Atlet. Bahkan Mentri Pemuda dan Olah Raga Andi
Mallarangeng pun seakan menjadi actor sampingan sebagai saksi di meja hijau.
Padahal memori masyarakat masih merekam kuat saat mereka berpemeran dalam iklan
anti korupsi beberapa tahun silam.
Masih belum
selesai pagelaran yang pertama, masyarakat seakan di tohok dengan pagelaran baru,
yaitu mafia pajak jlid dua, padahal
masyarakat juga masih bingung alur cerita yang pertama bagaimana dan
penyelesainnya apa?
Memang
benar KPK bisa menyelenggarakan pagelarannya dengan lakon yang tidak terduga
masyarakat sebelumnya, tetapi kenapa setiap pagelarannya tidak di selesaikan
terlebih dulu dan penyelesaian atau ending ceritanya kenapa tidak di ekspose?
Perangi
korupsi “slogan atau kenyataan”?
Bahwa kita
semua tahu beberapa tahun yang lalu Angelina dan Andi adalah pemeran di iklan
anti korupsi. Tetapi setelah mereka terjerat di wisma atlet seakan menjadikan
mereka seperti bermuka dua. Apakah seperti itu yang dinamalan memerangi
korupsi? Jelas jawabnya adalah tidak. Lantas seperti apakah pemerangan korupsi
yang sebenarnya?
Dalam buku
“Dunia pun Memerangi Korupsi” (2002,iii,4-5) mantan Jaksa Agung RI, Singgih
mengatakan bahwa korupsi bukan hanya masalah negara-negara saja tetapi sudah
menjadi maslah dunia. Itu dapat di buktikan dari sejumlah catatan dokumen
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menunjukkan adanya komitmen tentang
pemberantasan korupsi.
Pada tahun
1980-an ada korupsi dengan modus baru yang di kenal dengan modus “operandi”.
Perkembangan teknologi dan praktik money
laundering seakan menjadikan peluang yang sangat besar untuk kejahatan
korupsi semakin meraja rela.
Hal itulah
yang kemudian menjadi pemerhati dunia internasional menyelenggelarakan
Konferensi Internasional Anti Korupsi (International
Anti Corruption Conference) pertama di Amrik pada 5-14 Oktober 1983 yang
menghasilkan pencegahan dan pemberantasan korupsi dapat di lakukan dengan “top political will” secara konsisten
dan dengan keteladanan dari petinggi-petinggi Negara.
Guru bangsa Alm. Gus Dur dalam acara Kick Andy menyebutkan, Negara ini takut mengadili orang yang salah. Karena orang yang mengadili bisa termasuk orang yang akan di adili. Pada kenyataannya memang benar, banyak kasus-kasus yang tidak jelas dan seakan tiak ada endingnya. Seperti pagelaran yang di selenggarakan KPK tadi.
Guru bangsa Alm. Gus Dur dalam acara Kick Andy menyebutkan, Negara ini takut mengadili orang yang salah. Karena orang yang mengadili bisa termasuk orang yang akan di adili. Pada kenyataannya memang benar, banyak kasus-kasus yang tidak jelas dan seakan tiak ada endingnya. Seperti pagelaran yang di selenggarakan KPK tadi.
Solusi dari
penulis
Sudah
banyak Negara-negara yang menerapkan mandat hasil rapat pertama PBB yang sudah
di sebutkan tadi, dan mereka juga banyak yang berhasil. Hanya saja kenapa dan
apa yang membuat penguasa di negeri ini seolah powerlessness menghadapinya?
Mengutip
dari pidato M. Amien Rais pad awaktu pidato pengukuhan sebagai guru besar UGM
tahun 2001, beliau menguraikan “Baik kekuasaan maupun ketiadaan kekuasaan dapat
menjadi sumber masalah dalam kehidupan bersama. Seorang bangsawan Inggris
bernama Lord Acton mengatakan, power tends to corrupt and absolute power
corrupts absolutely. Kekuasaan itu cenderung korup, dan kekuasaan yang absolut
akan korup secara absolut pula. Dalam peristilahan ilmu politik, bentuk korupsi
kekuasaan ini dikenal dengan nama "neopatrimonialisme" (Bratton &
Walle,1994).
Selanjutnya Amien Rais menegaskan, "Kita sering lupa bahwa bahaya yang dapat timbul dari penyalahgunaan kekuasaan tidak berbeda jauh dari bahaya yang dapat timbul dari dampak negatif tuna kuasa (powerlessness). Keadaan tuna kuasa dapat merugikan kerjasama sosial dan kehidupan bersama. Dengan memodifikasi ungkapan Lord Acton yang telah disebutkan, dapat dikatakan bahwa, powerlessness tends to corrupt and absolute powerlessness corrupts absolutely. Tuna kuasa cenderung kearah korupsi, dan tuna kuasa yang absolut akan menjurus kepada korupsi absolut pula".
Selanjutnya Amien Rais menegaskan, "Kita sering lupa bahwa bahaya yang dapat timbul dari penyalahgunaan kekuasaan tidak berbeda jauh dari bahaya yang dapat timbul dari dampak negatif tuna kuasa (powerlessness). Keadaan tuna kuasa dapat merugikan kerjasama sosial dan kehidupan bersama. Dengan memodifikasi ungkapan Lord Acton yang telah disebutkan, dapat dikatakan bahwa, powerlessness tends to corrupt and absolute powerlessness corrupts absolutely. Tuna kuasa cenderung kearah korupsi, dan tuna kuasa yang absolut akan menjurus kepada korupsi absolut pula".
Images by google |
Pertanyaannya?
Apakah negara kita berani seperti itu? Kita saksikan saja.(dpb)
0 Tanggapan pembaca
Terima kasih sudah mengunjungi blog kami.
Sampaikan saran, kritik, dan pesan di bawah ini.
Mohon untuk berkomentar secara sopan.
~ No SPAM
~ No Sara
~ No Menghujat
~ No Link Hidup
(update 7 Januari 2013)
Informasi:DO FOLLOW Blog