Negri Pungli

Oknum yang melakukan pungli

Masih ingat dengan pradoks iklannya djarum 76 yang mengkisahkan pungli? itu ternyata sindiran untuk gayus tambunan loh. Dan saya baru tahu kalo iklan itu mengarah ke gayus. Memang sangat fenomenal orang yang satu ini. Salah satu mafia pungli yang paling besar di Indonesia. Dan anehnya sekarang ini kan dia di tahan , eh malah beli rumah di deket rumah tahanannya.

Mungkin kalo lagi istirahat si gayus ini langsung mampir ke rumah kali ya. Yang jelas itu adalah salah satu potret buram negri ini. Kalo kita ungkit-ungkit pasti malah sakit hati sendiri. Orang yang nyuri sendal aja di hukum belasan tahun tapi yang korupsi hanya di hukum dengan hitungan jari. udah gitu harta yang di sita sangatlah sedikit.

Ngomong-ngomong soal negri pungli, saya kemarin bincang-bincang dengan sopir truk yang biasanya itu nyupiirin bahan pokok ke jakarta dari malang. Dia cerita kalo belakangan ini sangat resah karena setorannya di jalan semakin banyak. Kalo masih belum tau apa yang tak maksud dengan setoran di jalan , saya jelaskan dulu.

Jadi, kalo kita membawa apapun itu dalam jumlah yang besar dan di angkut oleh angkutan besar pasti di jalanan itu harus setor uang sekian ribu untuk oknum-oknum baik itu polisi atau preman-preman jalanan. Kenapa harus seperti itu? alasannya adalah soal keamanan dan pajak wilayah ke mereka. Kalo kita tidak setor maka ada-ada saja hambatannya.

Yang paling ringan barangnya di curi atau yang paling berat kendaraan kita di buat berhenti secara paksa dengan cara di jebak pake paku. Nah ngeri kan? Belum lagi kalo ada yang namanya bajing loncat, atau yang sering di sebut maling loncat. Jadi malingnya itu naik pohon terus lompat ke kendaraan kita. Terus mereka ngubek-ngubek apapun yang kita bawa.

Nah, sekarang lanjut ke pak sopir tadi. Jadi pak sopir itu mengeluh setorannya semakin banyak, ketika tak tanya berapa? dia tidak mau jawab, katanya nanti kamu kaget terus jantungan. Mending kamu sekolah aja yang bener terus benerin pungli di jalanan itu. Hehehe ....

Ya itulah kisah saya dengan seorang pak sopir yang menyebut negri ini adalah negri pungli versi jalanan.